Evan sudah memanaskan kendaraannya dan siap berangkat. Dia juga sudah meminta tolong pada Nendra untuk menjemput Amara nanti karena motor mereka masih ada di rumah sakit. “Hati-hati ya, Mas.” “Kamu juga ya. Jaga diri,” Evan menarik pinggang Amara mendekat. “Jangan lupa kabari aku kalau sudah sampai. Mas sering lupa ngasih kabar. Sekarang bukan cuma aku yang nunggu kabar Mas Evan, bayi kita juga.” “Iya. Akan aku ingat-ingat.” Evan mengecup kening istrinya, kemudian keluar menuju mobilnya diikuti istrinya. Amara menunggu hingga mobil Evan tak terlihat baru berbalik ke dalam kamar kostnya. “Ciye, Amara pagi-pagi udah bikin ngiri aja. Manis banget sih kalian,” tegur teman kostnya. Amara hanya tersenyum simpul. “Tumben mbak udah keluar pagi-pagi.” “Aku pingin bubur ayam di depan sana sa