Darrel tertunduk dari balik pembatas. Satu-satunya keluarga yang selalu mengunjunginya setiap dua pekan sekali hanyalah keluarga om Husni, adik papanya. Papa tirinya bahkan jarang sekali membesuknya. Tapi omnya ini begitu telaten mengunjunginya meski awalnya Darrel sempat menolak untuk bertemu. “Gimana perasaan kamu?” “Baik, Om.” “Maaf ya, Om gak bisa bantu kamu banyak, Darrel.” Darrel tersenyum getir. “Om gak perlu minta maaf. Bukan salah Om.” Husni menunduk sejenak. Darrel adalah satu-satunya keponakannya. Satu-satunya bagian dari kakaknya yang tertinggal di dunia ini. Dan kini ia harus menyaksikannya mendekam di balik jeruji tanpa bisa berbuat banyak untuk menolongnya. “Apa ada yang kamu inginkan?” “Tidak ada, Om. Terima kasih.” “Tadi Farrel sebenarnya minta ikut. Hanya Bundany