Sekitar jam sembilan Amara dan Evan sudah siap keluar. Evan mengenakan celana jeans dan T-shirt, membuatnya terlihat tak seserius biasanya. Sementara Amara mengenakan rok lipit dan tunik berbahan katun yang nyaman.
Mereka berangkat menuju toko perabot dengan menggunakan mobil Evan. Mobil yang ia beli dari kerja sampingannya di balik laptop. Gajinya sebagai dosen hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan pokoknya. Karenanya Evan menggunakan keahliannya di bidang perangkat lunak untuk mencari tambahan penghasilan.
“Sudah kamu catat semua kan yang kamu mau beli?” tanya Evan saat memarkirkan kendaraannya.
Amara memandang Evan sesaat, membuat perempuan ini ingat ayahnya yang kerap menemani ibunya berbelanja. “Sudah,” jawabnya singkat.
Amara membuka catatan di hapenya, dan berjalan mengitari lan
