“Kata Papa, aku gak usah dengerin omongan orang, Kak,” sahut Davina dari balik sekat yang menutupi. Siapa sangka ia ada di ruangan kakaknya dan menyimak semuanya. “Termasuk omonganku juga gak kamu dengerin?” Gadis itu tak menjawab malah memilih topik pembicaraan lain. “Kak, permintaan suami pasien yang tadi ada benarnya juga lho. Gak ada salahnya Kak Robby luluskan.” Robby berdecak. “Kakak suka sama pasien Kakak yang itu?” Robby tak menjawab. “Kak Bella padahal udah cantik banget lho.” “Diam kamu bocah,” Robby mulai sewot. Robby memang lebih mudah naik pitam akhir-akhir ini. Selain karena pekerjaannya bertambah, Bella, kekasihnya yang model, lebih sering berada di Jakarta mengejar karirnya. Davina terkikik mendengar kakaknya jengkel. Dia tahu secantik apa kekasih kakaknya itu. Han