[Part 2] 47. Salah Paham

1087 Kata

Pintu poli Davina diketuk dari luar. Wajah kakaknya muncul di pintu yang dibuka separuh. Pasien sudah berakhir sejak beberapa menit lalu, dan Davina sedang mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. “Ikut yuk,” ajak Robby. “Kak Robby mau kemana?” “Ketemu direktur rumah sakit lain. Yuk,” ajaknya. “Enggak ah,” tolak Davina. Dia enggan bertemu dengan orang yang tak dikenalnya, apalagi orang yang memiliki jabatan. Robby akhirnya masuk dan duduk di hadapan gadis itu. “Ayok ikut. Jadi kalau Papa udah pensiun, dan aku pas berhalangan, kamu bisa bantu urus rumah sakit.” “Kan masih ada Zayn sama Zacky.” “Kamu gak mau bantu?” “Bukan begitu, Kak. Aku kadang merasa kurang pantas saja.” “Kamu pintar dan capable. Tentu saja kamu pantas. Apalagi yang kurang? Kamu berarti bagi kami. Ayo ikut. Aku butu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN