Bab 107: Kutub yang Mencair

1030 Kata

Sepulang dari masjid, Evan tak menyangka ada Damar dan Nita di rumah mertuanya. “Libur?” tanya Evan. “Sabtu-Minggu ya libur lah,” sahut Damar dengan mata mengantuk. “Terus kamu berapa lama, Ra, di sana?” tanya Nita. “Sampai mas Evan selesai,” jawab Amara. “Wah kamu gak akan lihat Nita jadi manten kalau gitu, Ra,” sambung Damar asal. “Mulutnya lho,” Nita memukulkan bantal sofa pada Damar. “Emang kamu gak mau jadi manten?” “Damar, masih pagi lho, sudah bikin rusuh,” kata Ibu yang keluar dari dapur. “Itu nasi gorengnya sudah, siapa tadi yang katanya lapar.” Damar bergegas bangkit menuju meja makan. “Van, kamu gak makan sekalian?” teriak Damar. “Masih pagi,” jawab Evan. “Ibu sudah buatkan kopi sekalian itu kalau kamu mau. Roti juga ada di meja. Jangan dianggap serius semua omongannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN