Ponakan Jauh

1180 Kata
Meta mendesis marah. Dari dalam mobil, Meta melihat Ami menaiki motor Abi, lalu mereka meninggalkan sekolah, padahal Abi sudah memiliki janji lebih dulu dengan dirinya. Sial! Tidak cukupkah rasa suka yang Meta tunjukkan dua tahun belakangan ini? Ditambah barang-barang dan makanan yang Meta berikan untuk Abi. Hanya karena cewek sok polos itu, Abi menolak ajakan Meta? Cih! Pintu mobil diketuk membuat perhatian Meta teralihkan. Dengan cepat diturunkannya kaca mobil dan bertanya ketus, “Mau ngapain lo? Ngejek gue?” Gino hanya memandang Meta datar lalu menjawab, “Buat apa?” “Cih! Kalau nggak ada urusan, menjauh sana!” Dengan cepat Meta menaikkan kaca mobilnya kembali, lalu melajukan mobil dengan kecepatan tinggi untuk meluapkan kekesalannya. Gino hanya memandang tanpa ekspresi mobil Meta yang semakin mengecil. “Padahal gue menawarkan diri sebagai ganti.” *** Bertepatan dengan mobil Daddy Andrew memasuki gerbang, Ami baru diantar Abi pulang. Melihat anak sulungnya diantar cowok, Daddy Andrew memilih keluar dari mobil untuk menghampiri mereka. “Dari mana?” Ami terkesiap. “D-Dad?” Pandangan Daddy Andrew beralih pada Abi. “Kamu siapa anak saya?” Nyali Abi sedikit menciut saat mendengar nada dingin itu. “Om, saya kakak kelas Ami.” Abi mengulurkan tangannya untuk mengajak berkenalan. “Kami habis jalan-jalan, kok.” Daddy Andrew hanya memandangi tangan Abi satu detik. “Silahkan pulang!” Langsung saja Daddy Andrew membawa Ami masuk. Tanpa membantah, Ami mengikuti Daddy Andrew. Sesekali Ami berbalik untuk meminta maaf pada Abi lewat isyarat mulut. Di dalam rumah, Mommy Alea terheran-heran melihat suaminya merangkul anak sulung mereka dengan posesif. “Kenapa, Mas? Gitu banget mukanya?” “Paling-paling lihat Kak Ami diantar cowok,” jawab Alan sambil mengunyah apel. Matanya sibuk memandangi layar televisi. Pandangan Andrew beralih pada Alan. “Sudah berapa kali kakakmu diantar cowok pulang?” “Dad ...” rengek Ami. Alea tertawa mendengarnya. Dia mengambil jas dan tas kantor Daddy Andrew. “Dua kali sama yang ini.” “Mom ...” “Nggak pa-pa, Sayang.” Daddy Alea mencubit pipi bulat Ami. “Dad cemburu.” Ami memajukan bibirnya. “Itu loh, Dad. Kak Abi itu yang nyelamatin Ami dari preman dulu.” Ami mengamati ekspresi Daddy-nya. “Dad nggak seperti orang tua di sinetron, kan? Nggak ngebolehin anaknya berteman sama cowok miskin.” “Tidak ada yang seperti itu Ami,” jawab Mommy Alea. “Dad cemburu, anak gadisnya memiliki cowok lain. Tapi dia gengsi untuk ngungkapin dan pura-pura sok jahat,” jawab Mommy Alea terkekeh. Daddy Andrew berdehem. “Kita masuk ke kamar.” Dengan cepat Daddy Andrew membawa Mommy Alea masuk karena tidak ingin image orang tua berwibawa dan kejamnya luntur. *** Abi dan Ace nongkrong di rumah Gino. Selain yang paling kaya, orang tua Gino juga terkenal baik dan ramah, stok camilan banyak dan yang paling mereka incar adalah playstation milik Gino. Abi sedang berbaring di kasur Gino sambil makan keripik kentang, sedangkan Ace bermain PS dan Gino sendiri sibuk dengan komik one piece-nya. “Mau sampai kapan lo manfaatin Ami?” tanya Ace tanpa mengalihkan pandangannya. “Sampai gue bosan.” “Lo b******k banget, Ab.” Ace terbahak setelah mengatakan itu. Abi ikut terbahak. “Gue tau.” Gino mengalihkan pandangannya dari komik ke Abi dan Ace bergantian, dia menggeleng-gelengkan kepala lalu menunduk lagi. Dering ponsel Abi berbunyi, dengan cepat Abi bangun, membersihkan tangannya lebih dulu lalu mengambil ponsel. “Halo, Tan?” Kompak Ace dan Gino melarikan pandangannya pada Abi. Jangan bilang tante-tante lagi? “Abi lagi di rumah temen.” “Tante minta temenin ke pesta, Bi? Kasih alamat rumah teman kamu, biar Tante ke sana.” “Tapi Abi nggak bawa baju, Tante Mell.” “Gampang itu.” “Yaudah, Abi kirim alamatnya via w******p aja.” “Oke, Bi.” Setelah sambungan terputus, Abi memasukkan ponselnya ke dalam saku dan bergegas bangkit. “Mau apa lagi?” tanya Ace. “Tante Mella ngajakin gue ke pesta. Lumayan malam ini makan gratis,” jawab Abi dengan cengirannya. “Dasar gigolo!” ejek Gino. “Sialan lo!” Lalu Abi dan Ace tertawa, Gino hanya mengangkat sudut bibirnya lalu kembali menunduk untuk membaca komik. Tidak lama, pesan dari Tante Mella masuk, mengabarkan kalau dia sudah ada di depan. “Gue cabut. Gi, nitip motor, besok gue ambil.” Gino hanya mengangguk. Abi langsung ke luar kamar, di ruang tamu Abi juga berpamitan dengan orang tua Gino. Tante Mella bersandar di mobil. Setelah Abi keluar dari rumah, bergegas wanita tiga puluh satu tahun itu mendekat, mencium pipi kanan dan pipi kiri Abi. “Makin hot aja kamu, Hon?” Abi tersenyum dan balas merangkul Tante Mella, mereka memasuki mobil dengan Abi yang duduk di bangku penumpang. “Pesta apa, Tan?” “Rekan bisnis Tante ngadain pertunangan anaknya.” “Terus, pacar Tante mana?” “Ini lagi di samping.” Tante Mella mengerling genit, Abi tertawa mendengar jawabannya. Tante Mella belum mempunyai suami. Abi baru kenal Tante Mella dari lima bulan yang lalu, saat itu kebetulan Abi membantu Tante Mella yang kecopetan. Dan pertemuan itu berlanjut sampai sekarang, Tante Mella wanita yang anggun dan seksi. Pakaiannya menantang, bahkan belahan dadanya selalu terlihat. Yang Abi tau, wanita tiga puluh satu tahun ini tipe pembosan, tidak puas jika hanya dengan satu laki-laki. Hubungan mereka berdua hanya sebatas saling membutuhkan saja. Jika Tante Mella sedang bosan dengan pacar-pacarnya, maka Abi akan dicari atau jika ada pesta-pesta, Tante Mella akan mengajaknya sebagai partner. Sebagai bayaran, Abi akan diberikan uang, bahkan pakaian dan barang-barang mahal lainnya. Mobil Tante Mella berhenti di depan butik ternama. Abi disuruh mencoba semua jas yang dipilihkan Tante Mella, setelah menemukan yang pas. Tante Mella membayar dan mereka langsung menuju ke hotel, tempat pesta diadakan. Memasuki ballroom, Tante Mella mengamit lengan Abi. Jangan lupakan jas pilihan Tante Mella yang sangat pas di tubuh Abi, bahkan Abi berkali-kali lipat lebih tampan dan gagah. Hampir semua wanita menatap terang-terangan dengan tatapan lapar dan tertarik. Tante Mella mengajak Abi menyapa pemilik pesta, lalu menyapa rekan-rekan bisnisnya. Setelah hampir setengah jam mengobrol, Tante Mella mengambilkan minuman untuk Abi. “Nih, jus jeruk untuk berondong manis seperti kamu.” Abi terkekeh menerimanya lalu mengucapkan terima kasih. “Lihat itu, Bi.” Tante Mella meneguk koktailnya lebih dulu. “CEO J Group. Tampan dan gagah, seperti itu tipe Tante. Tapi sayang, sudah punya pawangnya. Sialnya lagi, dia terlihat bahagia.” Abi mengikuti arah pandangan Tante Mella. Abi kira dia tidak akan terkejut karena Abi tau J Group yang disebut pasti ayahnya Ami. Tapi yang membuat Abi terkejut karena Ami juga ada di situ, dengan ibu dan adiknya. “Double sial lagi, Bi.” Pandangan Abi kembali pada Tante Mella. “Istrinya cantik dan terlihat masih muda tanpa riasan berlebihan.” Abi setuju dengan pendapat Tante Mella. “Cari laki-laki lain aja, Tan. Cantik-cantik gini masa ngambil punya orang?” “Pinter kamu, Hon.” Tante Mella mencolek dagu Abi. “Kita samperin, yuk?” “Tante aja, Abi tunggu di sini.” Bukan tanpa alasan Abi menolak. Yang benar saja, di sana ada Ami. Apalagi ayahnya Ami sudah tau wajah Abi, bisa-bisa Ami dilarang bergaul lagi. Dan Abi kehilangan berlian berharganya. “Ngikut aja, nggak pa-pa. Nanti kalau Tante khilaf godain suami orang gimana?” Dengan pasrah Abi mengikuti Tante Mella. Biarlah, kalau hilang kacung seperti Ami juga tidak apa-apa, masih banyak lagi yang bisa dimanfaatkan, pikir Abi. “Selamat malam, Mr dan Miss Johnson?” sapa Tante Mella ramah. “Malam,” jawab Andrew dan Alea serempak, mereka menerima uluran tangan Tante Mella. Ami yang tadi sibuk mengobrol dengan Alan kini menoleh dan terkejut menemukan Abi berada di pesta. Untuk beberapa saat, Ami ternganga karena penampilan Abi, tapi buru-buru Ami menguasainya. “Kak Abi? Kok bisa di sini?” Tante Mella, Daddy Andrew, dan Mommy Alea menatap Abi dan Ami bergantian. Abi hanya meringis pelan lalu menjawab, “Nemenin Tante Mella.” “Maaf? Kalau boleh tau, anak ini siapanya Anda?” tanya Mommy Alea pada Tante Mella. Abi pasrah saja jika Tante Mella mengatakan kalau Abi simpanannya. Pandangan Abi beralih pada Ami, cewek mungil itu terlihat makin imut dengan dress berwarna soft pink dan open-toe high heels senada. Tente Mella tersenyum s*****l lalu menjawab, “Ponakan jauh saya.” ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN