Dering telepon masuk di ponselnya, dan itu dari Dimas, membuat Ravael buru-buru menjawabnya. “Iya, Dim ... gimana—” Mendengar Ravael sedang teleponan dengan Dimas, Amira tak segan mengambil foto Melati berikut bingkainya. Keduanya sengaja Amira taruh ke dalam tas yang menghiasi pundak kanannya. Wajah Amira tampak menahan kesal, sementara lirikannya teramat tajam. “Melati sudah pembukaan tiga? Oh oke ... iya, iya. Biar Chiki sama aku saja. Aku jemput Chiki sekarang. Enggak ... aku enggak sibuk, kok! Sekarang juga aku ke rumah kamu.” Sambil terus berbicara membalas Dimas, Ravael buru-buru mematikan laptopnya menggunakan tangan kiri yang tidak memegang ponsel. “Chiki sudah sama sus-nya,” ucap Dimas dari seberang terdengar agak panik. “Oke, Dim. Oke. Ini aku langsung ke rumah kamu!” balas