Enam puluh

1193 Kata

Sudah empat hari sejak kematian ibunya, Reyhan belum kunjung membaik dari kesedihannya. Kondisi kesehatannya semakin menurun dan kondisi mentalnya sangat tidak stabil. Tidak mau keluar kamar, tidak mau berinteraksi dengan orang dan tidak mau makan jika tidak dipaksa. Aurora mau kembali ke Paris pun jadi tidak tega, karena tidak ada satupun orang yang bisa mengendalikan Reyhan saat ini kecuali dirinya. “Rey ... makan yuk.” Aurora masuk ke dalam kamar sambil membawa sepiring makanan dan segelas air putih. Ia menghampiri Reyhan yang sedang duduk merenung di balkon kamarnya. “Hey, jangan melamun terus!” Aurora mengagetkan Reyhan dengan menepuk pundaknya. Namun sepertinya pria itu tidak kaget sama sekali. Buktinya dia hanya menatap Aurora datar. Aurora tersenyum manis. Kemudian ia menun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN