“Kau jangan mengada- ada ya! Kapan aku berjanji akan menciummu? Melihat wajahmu saja aku sudah muak,” omel Aurora dengan begitu sadisnya. Sedangkan Reyhan hanya tertawa kecil mendengarnya. “Aku bercanda. Cepat habiskan supmu. Setelah ini, aku antar ke rumah Joanna. Kasihan Harry, dari semalam sampai sekarang masih diteror telepon sama Joanna,” ujar Reyhan. “Aku akan pergi sendiri. Aku bukan anak kecil yang harus diantar jemput,” ketus Aurora seraya memakan supnya kembali. “Baiklah, kalau itu maumu. Sebentar lagi, aku akan pergi ke kantor. Kalau ada apa- apa, hubungi aku saja.” Karena Aurora tidak menghiraukan dirinya, Reyhan pun lantas keluar dari kamar tanpa banyak berbicara lagi. Ia sadar, jika mood Aurora sudah mulai memburuk. Dari pada nanti jadi korban mulut pedasnya lagi, lebi