Lily meletakkan alat perekam suara di meja kerja Reyhan. Ya, orang yang menyahut pembicaraan Reyhan tadi adalah Lily. Tadinya ia datang untuk meminta tanda tangan, tapi karena mendengar pembicaraan Reyhan dan anak buahnya yang sedang membicarakan Andi, ia langsung menyuruh petugas kebersihan untuk mengambilkan alat perekam tersebut di ruangannya. “Apa ini?” tanya Reyhan. “Dengarkan saja.” Reyhan lantas memencet tombol powernya. Ia dengarkan dengan baik, rekaman suara tersebut. Kemudian setelah ia dengarkan sampai selesai, alat rekam tersebut langsung ia banting ke atas meja. “b******k!” umpat Reyhan. Lily tersenyum miring seraya mengambil alat perekam tersebut. “Tunggu apalagi? b******n seperti dia jangan diberi ampun,” ucapnya. Tangan Reyhan terkepal kuat dengan wajah meradang