Rasanya hari-hari Mahesa terasa sempurna seperti dulu di mana setiap pagi dia selalu melihat Kana di dapur menyiapkan sarapan untuk mereka dan semuanya begitu terorganisir. Namun kini terasa lebih sempurna dengan kehadiran Nala di tengah-tengah mereka. Mahesa melangkah mendekat, sekali pun semalam mereka masih belum dikatakan berbaikan sepenuhnya, namun sekali lagi Kana menunjukkan keteguhannya untuk menjadi istri yang berbakti dengan tetap menyiapkan semua kebutuhan Mahesa seperti biasanya. Rasanya setiap hari dia akan dibuat jatuh cinta oleh istrinya itu. “Morning.” Ucap Mahesa menyapa Kana, membuat Kana tersenyum tipis dan membalas sapaan Mahesa, wanita itu tengah menyuapi Nala sarapan. “Morning, Mas.” Balas Kana, namun detik berikutnya terkejut dan merasa seperti de javu saat Mahe