“Mahesa…” Panggilan itu membuat Mahesa membalikkan badannya dan tersenyum pada Sofia yang baru saja datang. “Kamu baik-baik saja? Seminggu ini sangat sibuk ya karena kamu menangani operasi mantan presiden negeri ini. Tapi Oma bangga padamu, kamu berhasil dan selalu memukau seperti biasa. Akan semakin banyak orang-orang yang mempercayakan kesehatannya pada Wangsadinata Hospital.” Sofia tersenyum penuh bangga dan rasa haru, membuat Mahesa yang mendengarnya ikut tersenyum. Memang seminggu ini seolah dia tidak memiliki jeda untuk beristirahat, dia bahkan sudah absen untuk pulang melihat istri dan buah hatinya, Mahesa begitu merindukan Nala dan Kana, namun tugas pentingnya untuk mengoperasi orang yang pernah menjadi nomor satu di negeri ini membuatnya tidak memiliki ruang gerak dan fleksibili