"Terimakasih sayang," ucap Edward kepadaku, aku meletakkan sepiring roti bakar di hadapannya. Pagi ini Edward terlihat lebih segar dibandingkan sebelumnya, mungkin karena ia lega sudah jujur mengenai masalah Clara dan ancamannya kepadaku. Aku duduk di sisi kanan Edward, aku melihat Edward memotong roti bakar itu, lalu memasukkannya ke mulut dengan semangat. "Kurang renyah ya?" Tanyaku, Edward menggeleng, lalu mencium pipiku kilat, setelah itu ia menyeringai sambil terus mengunyah makanan di dalam mulutnya. "Enak, apapun darimu enak." Edward memajukan wajahnya, membisikkan sesuatu di telingaku, "roti buatan mu aku suka, badanmu, payudaramu, dan.." aku langsung mencubit tangan Edward pelan, aku tidak mau Fia mendengar. Fia yang sedang menggendong Billy tidak jauh dari meja makan, melirik