Aku menatap wajah Mamanya Edward yang diam tanpa ekspresi, ia terlihat sedang menunggu keputusan Edward dalam menentukan sikap yang akan di ambil. Edward juga diam, tangan kirinya tetap menggenggam tanganku di balik meja restaurant malam ini. Genggaman tangan Edward tidak ia lepaskan sedetikpun, seperti aku akan pergi jauh bila ia sebentar saja melepaskannya. Pertemuan malam ini Leon yang mengatur, dari mengajak Edward sampai membujuk Fitri. Awalnya, Edward menolak ajakan Leon bertemu Mamanya, namun setelah banyak pertimbangan, akhirnya Edward mau datang dalam pertemuan malam ini. Leon duduk di samping Fitri, sedangkan aku duduk di sebelah Edward. Berbagai makanan dan minuman tersaji di atas meja oval dihadapan kami, lantunan instrumen mengalun lembut seolah berusaha menenangkan hati kam