43. Dimarahin Pak Dosen

1011 Kata

"Maaf, baru bisa datang." Zea berkata sambil tersenyum manis. Membuat Sena yang tadinya menangis meraung-raung, langsung terdiam seketika. Sementara itu, Aldi hanya menatapnya datar. "Kakak ..." rengek Sena, sambil mengulurkan tangannya ke arah Zea. "Kakaknya nggak bisa gendong. Duduk di sofa aja," ucap Aldi, seraya mendudukkan Sena di atas sofa. Setelah itu, barulah Zea berjalan menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Diikuti oleh Ibu Aldi yang ikut duduk di samping cucunya. "Sakit apa?" tanya Zea. "Jatuh. Kepalanya bocor," jawab Dewi, Ibu Aldi. "Astaga ... kok bisa?" tanyanya kaget. "Didorong temannya di perosotan." "Ya ampun ... lukanya parah nggak?" "Ya parah, makanya langsung dioperasi." Zea menghela napasnya. Kemudian ia menatap sedih bocah itu sambil ia elus-elus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN