"Lukanya cukup parah, jadi harus segera dioperasi sebelum darah yang keluar semakin banyak." Aldi hanya mengangguk lemas. Ia ikut saja apa kata Dokter, yang penting anaknya bisa selamat. Walau sebenarnya tak tega, melihat anak sekecil Sena harus masuk ruang operasi. "Maafin Sean, Pa ..." rengek Sean, sambil memeluk sang Papa yang baru saja duduk di sampingnya. "Nggak papa. Lain kali nggak boleh main perosotan lagi ya," tuturnya. Sambil mengusap-usap punggung sang anak. Ya, Sena terjatuh karena bermain perosotan. Kata gurunya tadi, ia sengaja didorong oleh temannya yang tak sabar mengantre di belakangnya. Alhasil, ia merosot terlalu kencang dan tubuhnya tidak bisa menahan keseimbangan. Jadi ketika mendarat, kepalanya langsung terbentur bebatuan kecil yang ada di sekitar perosotan.