“Ehm.” Aldi berdehem seraya memalingkan wajahnya ke arah lain. Sama dengan Zea yang langsung memalingkan wajahnya sembari mendengus kesal. "Najis banget, sumpah. Ngapain coba, dia natap-natap kayak gitu. Kek orang lagi kasmaran aja,” gerutu Zea dalam hati. “Ayo turun. Sena pengen beli es krim,” rengek Sena. Aldi langsung turun dari mobil. Sementara itu, Zea merapikan rambutnya terlebih dahulu sebelum turun menyusul mereka. Karena Aldi masih mengantar Sena membeli es krim, jadi Zea menunggu sambil duduk di kursi panjang. Di sampingnya ada Sean, tapi bocah itu tampak acuh dengannya. “Sean ...” panggilnya. Sean diam tak bergeming. Tak juga menolehkan kepalanya untuk menatap Zea. “Sean ...” Zea memanggil lagi. Namun bocah itu masih saja mengacuhkannya. “Sean!” Nada bicara Zea s