Aldi menurunkan kaca mobilnya dengan wajah sok cool. Sementara itu, Zea hanya menatapnya datar dengan tangan yang masih dilipat di depan d**a. Sebelum berbicara, ia berdehem berkali-kali untuk menghilangkan rasa gugupnya. "Ehm ... kebetulan banget ketemu di sini," ucapnya. "Bukan kebetulan. Emang Bapak aja yang sengaja ke sini, terus nyuruh anak-anak buat ganggu saya," balas Zea. "Dih ... orang saya mau jemput anak saya. Biasanya mereka nunggu di sini kalau belum saya jemput. Mana saya tau, kalau ada kamu juga di sini," bantah Aldi. Zea berdecih. "Alasan!" batinnya kesal. Sebenarnya Zea masih ingin meladeni pria itu. Tapi karena ia sedang malas ribut, jadi ia memilih untuk mengalah saja. "Dah, sana masuk. Udah dijemput sama Papa, jadi Kakak nggak jadi ngante