Jillien langsung menghentikan langkahnya begitu melihat siapa yang baru saja keluar dari ruangan rawat sang anak. Terlihat Abraham yang mengelus punggung sang kekasih dan berkata, “Naik keatas duluan, nanti aku akan menyusulmu.” “Jangan lama-lama, jangan menghabiskan waktumu untuknya.” “Tidak, Cantik. pergilah lebih dulu,” ucap Abraham lagi meyakinkan Nadine. Pada akhirnya, Nadine pergi lebih dulu dan membiarkan Abraham melangkah mendekat pada Jillien dengan tatapan tajamnya. “Aku berhak melakukan itu,” ucap Jillien bahkan sebelum Abraham mengatakan apapun. “Kalian berselingkuh dibelakang anakku, kalian mengkhianatinya. Disaat anakku mati-matian membela wanita itu, dia malah kembali denganmu. Dia mempermainkan perasaan orang lain.” “Dan kau merasa berhak untuk melakukan kejahatan terh