Gizel mengepalkan kedua tangannya, dia mulai kesal terhadapku. "Baik," ucap Gizel dengan suara yang tegas. "Aku akan melakukannya! Tapi jangan menyesal!" Aku tersenyum lebar. "Tentu saja! Ayo! Tunjukkan kemampuanmu, Gizel!" Bagus, akhirnya Gizel terpancing oleh ucapanku, untuk menampilkan sihirnya padaku. Dia sedang bersiap-siap, aku, Elena, Heyna, dan Harmon pun tidak sabar untuk menyaksikan sihir yang dikuasai oleh Gizel, si lelaki berambut merah yang payah dalam menjelaskan sesuatu. "Hmm," Gizel mulai menutup matanya, dia sedang melakukan persiapan matang karena menurutnya, sihir yang dia miliki merupakan kekuatan yang berbahaya. BOOM!! Sesaat setelah Gizel membuka kedua matanya, seluruh tubuh lelaki itu langsung berubah menjadi merah dan meledak secara mengejutkan, membuat aku da