Sampai di rumah, aku dan Kak Alfath turun dari motor. Aku kesusahan membuka helm, dan Kak Alfath dengan segera membantuku. Memang Kak Alfath orangnya sangat peka. Kak Alfath mengambil bunga mawar yang tadi dia simpan di dasboard, membawanya ikut serta masuk. Namun, sebelum aku melangkah masuk rumah, mataku memincing melihat tanaman mawar yang tadi pagi bunganya ada tiga sekarang tinggal dua. Padahal, aku merawat bunga itu tidak mudah karena setiap bunganya akan mekar pasti ujungnya cepat layu. Siapa gerangan yang memetik bungaku itu?. "Kak Alfath, kakak yang petik bunga mawarku?" teriakku menyusul Kak Alfath. Iya, aku yakin bunga mawar yang Kak Alfath bawa adalah bunga dari kebunku, eh walau kebun mamanya Kak Alfath, aku cuma mengelolanya. Namun, tetap saja aku tidak terima saat bunga