Aku berlari menjauhi kak Alfath saat Kak Alfath berteriak nyaring, aku pun juga menghempas kasar tangan Singa Anggora alias Kak Anggara yang dengan lancang merangkul bahuku. Di sepanjang lariku, aku sangat tidak fokus. Aku takut kalau Kak Alfath marah kepadaku. Saat aku menoleh tadi, wajah Kak Alfath memang syarat akan kemarahan. Aku sudah berulang kali dilarang Kak Alfath untuk tidak dekat dengan cowok lain, tapi malah Kak Anggara tadi yang membuatku seperti tersangka. Jantungku bertalu-talu karena takut sekaligus lari cepat yang melelahkan. Aku menunduk sebentar untuk menarik napas dalam-dalam. Namun, sepasang sepatu warna hitam yang tepat berada di depanku membuatku mendongak. "Kak Rio!" panggilku. Kak Rio tersenyum tipis sebelum melenggang pergi. Aku mematung, senyum itu sama sepert