Entah dari mana asalnya tali di tangan Dimas, Wina melotot saat Dimas memamerkan tali berwarna putih itu. Tenaga Wina yang sudah melemah, tidak kuat melawan ketika Dimas mengikat kedua tangan Wina ke tepian tempat tidur. Sedangkan kedua kaki Wina juga tidak bisa bergerak karena tertindih tubuh Dimas. Wina hanya mampu menangis tersedu-sedu ketika Dimas mulai mengendus lehernya. Menciumi sambil memejamkan mata, Dimas terlihat sangat menikmati sedangkan Wina juga telah pasrah. Dia sudah lelah menangis dan berontak sejak tadi. “Tolonggg … kasihani aku … tolonggg …” rintih Wina selagi Dimas masih menikmati lehernya, lalu naik ke bibir. Beberapa kali Wina memiringkan wajah, tapi kemudian Dimas menahan dagu Wina dengan tangannya. Sehingga mau tak mau bibirnya tidak bisa lagi mengelak dari terk