BAB 128. Orangtua Dimas

1060 Kata

Tempat apalagi itu? Oh ya Tuhan, aku selalu takut kemanapun dengan laki-laki ini. Tolong hambaMu ini, ya Tuhan. Wina menarik napas lalu kembali mencoba menghabiskan sisa bubur di mangkuk. Namun rasanya seperti duri yang tergelincir di tenggorokan, sulit sekali ditelan padahal hanyalah makanan berupa bubur ayam. Sesekali ekor mata Wina melirik ke arah pintu masuk. Lilian yang ditunggunya sedari tadi tapi belum juga kelihatan. Apakah pesannya dia mengerti tadi? Ah, Lilian pasti paham, buktinya dia nggak kirim pesan balasan. Sekali lagi Wina melirik ke arah pintu sambil mengunyah pelan-pelan. “Ck ah! Kamu tuh lelet banget sih makannya! Sudahlah, aku nggak sabar nunggu kamu selesai makan!” Dengan kasar Dimas menarik mangkuk dari depan Wina. Sampai-sampai bukan hanya Wina yang kaget, tapi ju

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN