“Lepaskan Lilian! Dia tidak tahu apa-apa! Hukum saja aku!” teriak Wina sambil menangis tersedu-sedu. Karena kesal mendengar Wina terus berteriak, Dimas melepaskan cekalannya di tangan Lilian, kemudian dia beringsut mendatangi Wina dan … plak! Tamparan keras mendarat di pipi kiri Wina. Seketika pipi Wina yang terasa panas menjadi memerah. Bahkan ceplakan tangan Dimas terlihat jelas. Melihat Wina ditampar, Lilian tidak tinggal diam. Dilihatnya ada deretan pot bunga di lantai. Dia mencoba mengangkat yang berukuran besar, tapi ternyata tidak kuat. Akhirnya Lilian mengangkat yang berukuran sedang, kemudian langsung melemparkannya ke arah belakang kepala Dimas. Namun sayang, karena Dimas jauh lebih tinggi dari Lilian dan juga pot bunga yang cukup berat, lemparannya hanya mengenai bahu hingga

