“Win! Ada Dimas di depan.” Wina menoleh dan mengernyitkan kening. Dita dan Nabila juga ikut menoleh lalu saling bertatapan. Beberapa pengasuh yang sudah akan beristirahat karena para bayi sudah terlelap, ikut berkumpul bersama mereka. “Mau apa Pak Dimas malam-malam begini, Bu?” “Katanya mau mengajakmu ke butik, untuk lihat gaun pengantin.” Nada suara Atika terdengar santai saja padahal semua orang bahkan anak-anak sedang risau karena Yoga belum juga pulang. “Ya ampun, Bu. Apa nggak bisa ditunda atau dibatalkan saja? Semua orang sedang sibuk mencari Yoga tapi dia malah ngajak ke butik.” Wina mendengkus kesal. “Ck Win, apa hubungannya dengan Dimas. Yang dia urus adalah hari pernikahan kalian seminggu lagi. Masa’ masalah Yoga hilang yang mengurus juga Dimas sih!” “Bukan begitu maksudku,

