155. Lamaran Keinara

1049 Kata

Rivaldi menggeleng menahannya hingga Malika mengurungkan niatnya. Di saat itulah, semua orang mendengar ucapan lantang Nara di microphone. “Kak Drian! Aku mencintaimu! Apakah kamu mau menikah denganku?” Jantung Nandita seolah berhenti berdetak! Dia tiba-tiba berhenti berjalan ketika dia sudah hampir mencapai pintu keluar aula. Wajahnya sangat syok, dan senyum tipis kecewanya muncul di bibirnya. Dengan mata dipejamkan kecewa, dia berjalan kembali keluar ruangan dengan tenang dan pelan. Begitukah maunya? Baiklah kalau itu yang dia inginkan. Nandita meninggalkan tempat itu menuju toilet dengan tatapan melamun. Sistem pertahanan tubuhnya membuatnya tidak mendengarkan jawaban apa pun pria tampan yang menjadi banyak sorotan di acara itu. *** Entah sudah berapa lama dia berapa di toi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN