Sakura memperhatikan pria paruh baya di depannya sesaat lalu mengatakan, “Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?”
Pria itu menatap Sakura dari ujung kepala hingga kaki. “Di mana majikanmu?”
Sakura meremas gagang pintu yang masih ia genggam. Bahkan ia sudah memakai baju yang Raska berikan tapi masih terlihat seperti pembantu.
“Siapa.” Tiba-tiba sebuah suara terdengar, berasal dari Raska yang telah berdiri di belakang Sakura.
Sakura setengah berbalik menatap Raska lalu menepi, membiarkan Raska berhadapan dengan tamunya.
“Apa yang anda inginkan?” tanya Raska dengan ekspresi yang dingin tak peduli yang ia hadapi adalah orang yang lebih tua darinya.
Plak!
Sakura terkejut hingga menutup mulut melihat pria paruh baya itu tiba-tiba saja menampar Raska.
“Dasar kurang ajar! Gara-gara
