Memeluk sekali lagi Dhito yang balas mengelus puncak kepalannya. Merasa lebih ringan karena dia tahu kini tidak perlu lagi berjuang sendirian, ada lelaki yang telah berjanji akan berjuang untuk bisa bersamanya. Seulas senyum di berikan Dhito, pandangan lekat selalu beri sensasi gemuruh di hatinya. "Aku benaran sudah siap sekarang juga." Katanya meyakinkan Tyas. Tyas menggeleng kecil, "jangan malam ini, kita hanya akan mempersulit mang Danang." Dhito memaksa untuk mengantar dan ia menolak, bukan karena tidak siap. Tyas sudah yakin mereka memang harus mulai ambil langkah menjemput restu tapi, jika malam ini juga Dhito mengantarnya, yang ada mereka hanya akan buat sopir ikut di salahkan Mami karena tidak melapor dan membiarkan Tyas bertemunya. Mengangguk kecil, akhirnya Dhito mau nger