"Menikahlah denganku sekali lagi, Jena," pinta Aldrick di luar dugaan seraya melerai aksi pertautan panas belah ranumnya dengan Jena. "Apa?" "Kau tidak perlu menjawabnya terburu-buru, Jen." Pundak tangan Aldrick mengusap lembut pipi mantan istrinya yang sedang terperangah. "Aku berjanji kali ini adalah sungguhan. Aku akan memberikan segalanya untuk membahagiakanmu. Tidak ada lagi pernikahan sandiwara, tidak ada lagi," janji Aldrick terdengar tulus seraya menatap dalam netra mantan istri kontraknya. Mendengar pengakuan tersebut, bohong jika Jena ingin menolak. Ia tahu betul tipikal Aldrick yang jika sudah mencintai seorang maka pria itu akan setia dan mengupayakan segala cara untuk membahagiakan pasangan. Masalahnya adalah hati sang puan belum terlalu yakin akan perasaan spesial yang i

