Abi dan Fani pulang ke rumah setelah salat Ashar. Sebelum sampai ke pondok kebun, mereka mampir untuk makan bakso dulu di warung langganan. "Sepi kalau nggak ada Zia." Fani bergumam merasa sedih karena Zia tidak ikut dengan mereka. Kalau ada Zia akan gampang tertawa terbahak-bahak. Ada saja bahan obrolan yang membuat mereka tertawa. Bahkan kepleset kata Zia pun bisa membuat mereka tertawa. Zia terlalu istimewa untuk dilupakan. "Zia sudah sulit untuk beraktivitas. Perutnya besar sekali. Badannya kecil. Sekarang dia duduk di atas kursi roda saja. Tidak bisa jalan kaki lagi. Kakinya sudah bengkak, karena beban yang terlalu berat. Tapi untungnya, Zia orang yang selalu ikhlas menerima apapun yang Allah berikan. Sehingga tidak mengeluh dalam keadaan seperti sekarang. Risman juga sangat sabar