Damon mendengarkan Sonya dengan baik, ia berfikir dan mengerti kondisi sahabat nya itu dan ia salut pada kejujuran serta keterbukaan Sonya hingga gadis tersebut benar-benar pantas menjadi seorang sahabat.
"Aku akan menerima itu." Mata Sonya bergerak mendengar ucapan Damon, bagaimana bisa ia mengorbankan perasaannya sendiri, saat ini Sonya merasa menjadi sumber masalah bukan layaknya teman ataupun sahabat.
"Aku tidak meminta mu---"
"Sebenarnya aku punya cara lain, tapi mungkin saja itu akan menjadi masalah yang panjang nantinya. Telpon dia dan katakan padanya aku akan menerima itu dengan beberapa syarat." Lagi-lagi tangan Sonya seakan bergetar mendengar Damon, pria itu seakan memiliki pemikiran yang panjang. Dia benar, kekuasaan Damon lebih besar dan dia bisa saja membuang Elena lebih dahulu tapi gadis ambisius itu pasti tidak akan berhenti dalam waktu singkat.
"Ayo cepat." Damon seakan memaksa tanpa peduli sebuah resiko yang mungkin akan muncul antara ia dan Ruth, tidak masalah mungkin saja cara ini sedikit berhasil membuat Ruth cemburu? Ahh-- kenapa dia harus melakukan hal tersebut untuk Ruth, dia tau bagaimana perasaan Ruth sejujurnya tapi kali ini ada hal lain yang harus ia selesaikan, Sonya banyak membantu nya dan ia tidak akan melupakan itu.
Gadis itu mengangguk pelan sembari meraih ponsel yang tergeletak di samping nya. Ia mencari nama Elena sementara Damon berdiam diri menatap langit-langit malam yang terasa hangat. Sonya selesai menelpon dan ia sudah sangat tau reaksi berlebihan dari Elena.
"Dia akan datang kesini." papar Sonya melihat wajah Damon yang sedikit kusut. Sekarang Sonya bukan hanya merasa menyesal tapi menyedihkan karna berada disisi Damon untuk membuat masalah.
"Bagaimana pekerjaan mu?tanya Sonya dengan wajah penasaran dan sedikit bergeser dari tempatnya.
"Aku mengambil pekerjaan itu secara freelance, royalti yang mereka berikan juga cukup besar dan mereka menawarkan kerjasama dengan memberikan ku tempat untuk membangun ruang ku sendiri." Sonya membulatkan mata mendengar itu, pekerjaan data scientis itu sangat hebat dan hanya orang-orang yang memiliki kecerdasan serta selera tinggi bisa bekerja disana dan sekarang Damon akan punya satu perusahaan itu tersendiri.
"Waw, kau luar biasa tapi--kenapa kau ingin merahasiakan dari orang-orang? Aku bahkan tidak tau jelas bagaimana keluarga mu." Sonya mendecak, seorang sahabat hanya tau bahwa Damon adalah anak seorang yang berpengaruh di Los Angeles yaitu Alex dan Liora, Pria bermata hazel yang memulai karir dengan lukisan artistik, memenangkan beberapa penghargaan dan cerdas.
"Aku benci publik, mereka hanya membuat ku tertekan. Aku tidak suka mendengar pujian itu memuakkan saat mereka berusaha mendekat hanya untuk menjadi penjilat." Damon menghela nafas dan beruntung karna Sonya memahami tentang sebuah privasi. ia tidak pernah memaksa untuk menceritakan hal menyangkut dirimu, mereka bicara apa adanya dan cukup nyaman dengan hal itu.
"Yah, sama dengan ku. Aku sangat membenci orang-orang yang selalu memberikan komentar negatif mereka terhadap masalah kecil, sementara mereka tidak tau bahwa kita butuh dukungan." Sonya menghela nafas lalu melihat sebuah mobil terparkir di halaman rumahnya. Wajah gadis itu tampak cerah saat melihat pria yang keluar dari mobil tersebut.
"Damon sebentar."Sonya berlari ke arah mobil itu dan memeluk pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta cukup lama, mereka tersenyum dan terlihat sangat dekat.
"Ini makanan mu, maaf aku tidak bisa lama disini hmm-- aku punya janji." Neels memberikan makana itu lalu melirik ke arah Damon dengan pandangan tajam, ia tidak suka dan seakan menyimpan sesuatu didalam sana.
"Yap, telpon aku jika semua sudah selesai."Sonya meraih makanan tersebut lalu merasakan Neels mengusap wajahnya.
"Kau lebih baik tidur, aku yakin ini akan lama dan melelahkan."Neels mengusap rambut gadis itu dengan lembut lalu melihat ada kekecewaan disana hingga Sonya kembali harus memahami dan menerima.
"Ya sudah, aku pergi dulu." Neels mengecup pelan bibir gadis itu lalu kembali menatap Damon yang kini berdiri menatap nya. Neels tersenyum sinis lalu masuk ke dalam mobil kembali untuk segera meninggalkan Sonya. Pria itu meraih ponselnya dan menelpon seseorang sambil menjalankan mobil tersebut.
"Aku sudah di jalan Ruth." Ucap Neels di panggilan telpon tersebut.
"Aku sudah siap Neels." Neels tersenyum senang mendengar ucapan Ruth lalu mematikan panggilan itu dan segera melaju cepat di tengah kota Los Angeles.
Damon dan Sonya melihat sosok Elena yang perlahan menghampiri mereka dengan wajah yang sangat senang. Ia mendekati Damon dan berusaha memeluk pria itu, tapi dengan cepat Damon menepisnya hingga Elena memasang wajah merah karna malu.
"Kau serius menerima ku Damon?" tanya Elena sembari menatap wajah Damon lalu berpindah pada Sonya berharap gadis itu meninggalkan mereka berdua.
"Kau tetap disini Sonya." Pinta Damon membuat Elena merasa kesal dan mengepal tangan nya dengan kuat.
"Aku menerima tawaran mu, tapi aku punya syarat." Damon bicara dengan suara yang khas membuat Elena tidak sabar untuk mendengarkan syarat dari damon.
"Ya, aku akan mendengarkan nya dan patuh pada syarat mu." Elena berjanji lalu melihat senyuman tampan dari wajah Damon saat ini.
"good girl, pertama kau dilarang menyentuh ku, kedua kau hanya boleh berada di dekat ku paling kurang satu meter dan yang ketiga jangan coba-coba menghubungi ku." s**t !! ini pacaran atau Elena di anggap wanita kriminal? Wanita itu mengerutkan kening dan berusaha ingin protes.
"Ssttt!! Aku belum selesai peraturan terakhir jika kau melanggar semuanya aku akan menyebarkan berita kau berusaha mengejar ku dan menjebak Sonya, kita lihat apa yang akan terjadi di kampus." Ancam Damon membuat Elena terdiam, ia berencana menjebak Sonya tapi kenapa sekarang ia malah terjebak ? Reputasinya dan ayah nya saat ini malah terancam. Damon melihat wanita itu menelan Saliva nya dengan kuat lalu mengangguk dengan terpaksa.
"Oke, kau bisa pulang." Damon mengusir wanita itu sembari melambaikan tangan nya dengan kuat, Elena mengeluh dan memutar tubuhnya dengan cepat dan meninggalkan dua sahabat itu disana.
"Tidak masalah, setidak nya aku bangga karna sekarang aku sah menjadi pacar seorang Damon." Elena membatin senang, ia tidak peduli dengan syarat itu, baginya ia bisa mencoba dan melakukan pendekatan lebih nantinya.
________
"Kalian sangat serasi dengan pakaian ini." Puji seorang wanita yang memandangi Ruth dan Neels yang berdiri di depannya saat ini.
"Thanks monica, aku harus berterimakasih pada Neels karna dia mau membantu." ucap Ruth sembari melihat wajah pria tersebut dengan senang.
"Tidak masalah Ruth, guna seorang teman adalah saling membantu dan kita terlihat hebat dengan pakaian ini."Neels tersenyum melihat ke arah orang-orang serta model yang berada di dekat mereka.
"Hmm-- aku ingin mengambil foto kalian. Tolong mendekatlah." Wanita itu mengeluarkan ponsel nya dan meminta Ruth dan Neel berdekatan. Neels langsung meraih pinggul gadis itu membuat Ruth merasa sangat canggung.
"Ayolah Ruth, lebih dekat." Pinta wanita itu membuat Ruth harus meraih sudut pakaian Neels seakan memeluknya dan wanita tersebut lekas membidik mereka saat wajah Neels berpaling ke arah Ruth.
"Nice shoot. Kalian benar-benar menggemaskan dan serasi, apa kalian berpacaran ?" tanya Wanita itu kembali lalu melihat Ruth menggelengkan kepala dengan pelan
"Aku sedang memikirkan nya dan berharap dia akan menerima ku." Neels menjawab dengan tegas lalu melihat Ruth merasa tidak nyaman lalu mengulum bibirnya yang merah.
"Ahh-- aku yakin kalian akan sangat terlihat baik jika bersama. Ya sudah ayo kita menunggu di catwalk." Wanita itu seakan mendorong Ruth dan Neel untuk menuju ke sebuah hubungan khusus, menurut Ruth saat ini Neels tidak terlihat buruk untuk nya dan mungkin saja ia bisa menyingkirkan Damon dari fikiran nya saat ini dan seterusnya.
Neels dan Ruth menjalankan sesi peragaan dan pemotretan hingga selesai dengan sukses besar malam ini.
"Sudah selesai?" tanya Neels saat melihat gadis itu sudah berganti pakaian dan menghapus makeup di wajahnya. Ruth mengangguk dan melirik arloji yang terpasang di tangan nya lalu menghela nafas.
"Bagaimana kalau kita ke club? Mariah disana." Ucap Neels lalu melihat keraguan di wajah gadis tersebut.
"Bagaimana kalau pekan depan? Ini sudah sangat malam dan besok aku punya materi penting di kampus." Ruth menatap Neels yang mengerti dirinya. Sejujurnya ia merasa senang karna sepertinya pria itu memperlakukan dirinya dengan baik. Lihat saja bahkan setelah membantu nya di catwalk dia terlihat baik-baik saja saat Ruth menolak ajakan tersebut.
"Maaf, aku lupa besok kau masih memiliki jadwal kuliah. Kalau begitu ayo aku akan mengantar mu pulang." Ruth mengangguk lalu terdiam saat Neels meraih tangan nya sangat lembut. Tiba-tiba Ruth menariknya dengan kuat hingga tatapan Neels berubah ke arah nya.
"Hmm--maaf aku---"
"Tidak masalah, ayo." Neels menunjukkan sikap manis lalu memutar tubuhnya dengan cepat seakan ingin segera mengantarkan Ruth untuk sampai kerumah nya. Mereka terlihat berbincang banyak hal, sesekali tertawa dan sungguh Ruth merasa nyaman walau dihati kecilnya masih sangat dalam sebuah perasaan untuk Damon. Hanya Damon.
"terimakasih Neel, maaf aku tidak bisa mengundang mu masuk."
"Tidak masalah. Itu akan menyulitkan mu membawa pria di jam tengah malam ini." Neels tersenyum lalu melirik ke arah mobil Damon dan kembali melihat Ruth yang tersenyum.
"Good night Ruth." Neels melihat seberkas senyuman dari bibir kecil gadis itu sejenak. Ruth menghela nafas lalu membuka pintu mobil dan melihat Neels meninggalkan halaman rumah. Gadis itu memutar tubuhnya dan terkejut saat melihat Damon berdiri tegap di belakang nya. Sebuah pertanda tidak baik, apalagi Damon sangat tau mobil siapa itu dan ia merasa sangat muak melihat Neels mempermainkan dua gadis sekaligus dalam waktu bersamaan.