Saat ini Rania tengah dalam pelukan hangat dari suaminya. Ia tertegun setelah mendengar cerita mengenai apa yang terjadi tadi siang. Perasaannya campur aduk, senang karena semua kejahatan dari Maya terbongkar tapi sedih karena lagi-lagi anak yang tidak berdosa menjadi korban. “Sayang, kenapa diam? Kamu nggak senang sama berita yang aku bawa ini?” Rania menggeleng, “Bukan nggak senang, malah aku bahagia karena akhirnya kamu berhasil membuktikan ucapan kamu soal tidak pernah menyentuh Maya dan berjanji kalau semuanya akan diselesaikan dengan baik. Aku merasa sangat bahagia Mas, tapi˗˗” “Tapi apa?” “Aku kasihan sama Berlian.” “Kamu nggak marah sama Maya dan pacarnya?” Rania terdiam sejenak. “Marahlah Mas, memangnya hatiku ini seperti hati malaikat. Rumah tangga hampir dibuat hancur, sia

