Devan terdiam. Sorot matanya berubah, seolah memahami sesuatu yang baru. Ia tak menyangka bahwa tegurannya selama ini membuat Evelyn merasa demikian. Devan menatap Evelyn dalam-dalam, lalu perlahan meraih tangannya dan mengecupnya lembut. Evelyn terkejut, matanya membesar karena tidak menyangka gerakan spontan suaminya itu. "Maafkan aku, sayang," ucap Devan lirih, suaranya penuh ketulusan. "Aku tak bermaksud menyakitimu. Untuk kedepannya, aku akan menegurmu di kamar saja, tidak di depan orang lain." Evelyn merasakan kehangatan menjalar di hatinya. Ia tersenyum lega dan mengangguk. "Terima kasih, Mas..." ucapnya pelan. Perasaannya kini jauh lebih ringan setelah mengungkapkan isi hatinya. Devan kembali menatapnya dengan lembut, lalu berkata, "Untuk besok dan kedepannya, kamu nggak usah m

