Bab 3

908 Kata
“Apa yang membuat film anda ini patut untuk ditonton orang-orang?” “Apa anda yakin bahwa film ini bisa menjadi salah satu film terbaik di Indonesia?” “Apa ada sesuatu yang istimewa dalam proyek film ini dan apa yang membedakan karya ini dibandingkan karya anda lainnya?” “Bagaimana jadinya jika film ini tidak sesuai dengen ekspetasi para penonton yang sudah begitu menantinya perilisannya?” Vanya berusaha sekuat tenaga menahan mulutnya agar tidak menguap saat ini. Biasanya ia yang terbiasa menjadi wartawan yang mengajukan berbagai pertanyaan pada para narasumber. Namun ketika dirinya berada di posisi berdiri diam menemani Papanya yang sedang menjawab pertanyaan para wartawan, rasanya sangat membosankan bagi dirinya. Dimas Salvadora terlihat begitu santai menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh wartawan untuk dirinya, seakan pria itu memang sudah mempersiapkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. “Bagaimana anda menanggapi skandal yang sedang begitu ramai diperbincangkan? Samuel Jonathan adalah salah satu pemeran utama dalam film anda kali ini dan juga sedang bersiap untuk menjadi salah satu pemeran dalam proyek anda selanjutnya. Jika berita tersebut terbukti benar, hal itu tentu akan mempengaruhi proyek anda saat ini dan poyek baru lainnya.” Berbeda dengan pertanyaan lain yang begitu mudah dijawab oleh Dimas Salvadora, pertanyaan kali ini berhasil membuat pria paru baya tersebut terdiam beberapa detik. Raut wajahnya tentu saja memperlihatkan bahwa pria itu sedang berpikir keras untuk menjawab pertanyaan yang cukup sensitif itu. Merasa benar-benar sudah tidak tahan berada di samping Papanya, Vanya segera menarik pelan lengan baju yang dikenakan oleh pria di sampingnya itu. “Aku pergi ke toilet bentar ya Pa,” bisik Vanya. Dimas segera memberikan anggukan pada putrinya tersebut sebelum kembali meladeni para wartawan di hadapannya. Setelah mendapatkan izin dari Papanya, Vanya segera berjalan menjauh dari kerumunan sambil memegangi bawahan gaun yang ia kenakan saat ini. Gaun yang saat ini dikenakan oleh Vanya adalah sebuah gaun simpel berwarna biru tua yang membalut pas tubuhnya sehingga memamerkan lekuk pinggulnya yang cantik, lalu bawahan gaun menjuntai panjang dengan belahan samping hingga setengah pahanya. Bagian atas gaun itu nampak terbuka dan memamerkan bahu mulus Vanya yang kemudian dihiasi sebuah kalung berlian yang melingkari lehernya. Vanya menelusuri sebuah lorong panjang menuju ke arah toilet yang berada di ujung lorong. Ketika melewati satu belokan kecil, langkah Vanya langsung terhenti karena terkejut dengan kemunculan seseorang yang juga berjalan dari arah berlawanan hingga hampir menabrak dirinya. Keseimbangan tubuh Vanya langsung hilang dan hampir jatuh ke belakang. Namun, untung saja orang yang hampir menabrak dirinya dengan cepat meraih pinggang Vanya dan menarik tubuhnya ke arah orang tersebut dan membuat tubuh mereka saling menempel sempurna. Beberapa detik hanya ada kesunyian dan tatapan mata yang saling terkoneksi. Namun, kemudian Vanya seperti langsung tersadar akan sesuatu dan dengan cepat kembali berdiri tegak lalu mendorong kasar orang yang memeluknya itu. “Dasar cowok m***m,” gerutu Vanya dengan nada ketus. Orang di hadapan Vanya nampak terkejut dengan kalimat hinaan yang diberikan oleh gadis itu. “Lo nggak salah nuduh gue? Kepala lo jelas-jelas nggak terbentur karena gue baru aja nyelametin lo biar nggak jatuh. Seharusnya yang gue denger sekarang itu kata makasih.” Vanya mendengus kesal menatap pria di hadapannya ini. “Nggak penting,” ucap Vanya penuh penekanan sambil memberikan tatapan meremehkan. Setelahnya gadis itu langsung melangkahkan kakinya kembali hendak pergi dari hadapan pria yang hampir ditabraknya itu. Langka Vanya sekali lagi terhenti, namun kali ini karena tangannya di tahan oleh pria tersebut. “Lepasin gue,” bentak Vanya dengan nada kesal sambil menatap tajam pria yang menahan tangannya ini. Pria tersebut nampak tersenyum sinis mendengar bentakan Vanya. “Soal kejadian di pengadilan dua hari yang lalu. Apa lo emang masih akan terus menyindir gue setiap kali kita bertemu?” Vanya tidak bisa menahan tawanya begitu mendengar perkataan pria di hadapannya ini. “Samuel Jonathan. Lo pikir cowok di dunia ini cuma lo doang. Apa karena sekarang lo terkenal jadi lo merasa sombong dan berpikir kalau semua perempuan tergila-gila sama lo?” Tanya Vanya dengan nada meremehkan. Wajah Samuel nampak mengeras menahan emosi mendengar perkataan Vanya. “Dibanding ngurusin gue, mending lo urusin skandal yang lagi menimpa lo itu,” ujar Vanya dengan nada mengejek. Ia langsung mengarahkan pandangannya menatap Samuel dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Siapa yang sangka cowok yang diidam-idamkan wanita saat ini ternyata punya penyimpangan seksu4l,” Telapak tangan Samuel nampak mengepal kuat karena amarah mendengar perkataan Vanya yang mengejek dirinya itu. Vanya tersenyum puas melihat ekspresi wajah Samuel yang nampak menahan amarahnya saat ini. Ia segera menghempaskan tangannya agar genggaman Samuel terlepas, lalu memasang wajah santai menatap pria itu. “Gue beneran kasihan sama penggemar-penggemar cewek lo yang tertipu dengan wajah tampan ini.” Beberapa detik setelah kalimat tersebut, Vanya dibuat terkejut ketika Samuel dengan cepat menarik pinggang Vanya dan menyudutkan wanita itu hingga punggungnya menempel sudut tembok yang tersembunyi diantara lorong tempat mereka berada saat ini. “Apa-apaan sih loh?” bentak Vanya yang mulai memukul d**a Samuel ditengah keterkejutannya karena posisi mereka yang nampak cukup intim saat ini. “Kenapa? Bukannya lo yakin kalau gue suka cowok sekarang ini? Apa mau gue buktiin apa bener gue udah nggak punya hasrat sama cewek.” Vanya terdiam kaku mendengar perkataan pria yang sedang memeluk erat pinggangnya saat ini. Tubuh mereka yang hanya berjarak satu senti ini membuat Vanya bisa merasakan hembusan nafas pria itu di wajahnya. Kedua insan manusia berbeda jenis kelamin itu sama sekali tidak menyadari bahwa posisi mereka yang terlihat begitu mesra ini ternyata dipotret oleh seseorang secara diam-diam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN