Lolerei menarik kerudungnya turun hingga menutup ke dahi. Dengan syal tebal melilit wajah, ia yakin menampilannya tidak akan dikenali siapapun. Sambil menajamkan pandangannya melawan gelapnya malam, wanita itu berjalan menyusuri tembok perbatasan yang kini sudah runtuh mencari sosok wanita yang pernah di sewanya. Tidak butuh waktu lama, ia menemukan Ulfa duduk meringkuk di pojokan yang sama dengan sebelumnya. Tanpa banyak basa basi, Lolerei melemparkan sekantung perunggu ke depan kaki wanita tua yang sedang duduk memeluk kakinya sendiri itu. “Pembayaranku. Atas apa yang sudah kau kerjakan. Dan aku punya pekerjaan lain untukmu.” Lolerei mendesis pelan melewati syal tebalnya. Ulfa mengangkat wajahnya dan mendongak menatap mata gelap yang dikenalinya. Ia mencoba mencari kehangatan di mat