Ilsa kembali tidak sadarkan diri pada cambukan ke empat puluh. Guyuran air bahkan sepertinya sudah tidak mempan untuk membangunkan gadis yang kini sudah menelungkup dengan wajah tertutup uraian rambutnya yang kusut. Lolerei memutuskan untuk menghentikan hukuman dan menunggu hingga gadis itu siuman lagi. Ia ingin Ilsa merasakan setiap lecutan yang diberikan tanpa terkecuali. Melihat musuh yang dibencinya dengan segenap tenaga kini tidak mampu berbuat apa-apa, membuat gerah dalam diri Lolerei cukup terobati. Beberapa jam berlalu sejak semua tamu yang tadinya menonton membubarkan diri dan pulang ke rumahnya masing-masing. Lapangan istana sudah kembali sunyi. Hanya ada Ilsa yang masih terantai di tengah lapangan. Tidak bergerak sejak tadi. Lolerei mencegah siapapun yang hendak mengobati