Sang Raja membatalkan semua tugasnya hari ini. Ia bukanlah pria yang lepas dari tanggung jawab, tapi untuk kali ini, prioritasnya ada pada wanita yang terbaring diatas ranjangnya. Entah sudah berapa jam ia berada di dalam kamar itu, cahaya matahari yang tadi masih terlihat kini sudah sepenuhnya menghilang. Tapi ia tidak juga beranjak. Ia duduk di mejanya, menyibukkan dirinya dengan catatan dan laporan, sambil menjaga Ilsa. Ia meminta para pelayan untuk membawakan berbagai jenis makanan. Daging, su-su, buah segar, semua yang menurut Magda bagus untuk wanita hamil, kini dalam keadaan belum tersentuh di atas meja makannya. Hari sudah menjelang malam ketika sebuah ketukan terdengar. “Masuk.” Ia menggeram dengan suara lelah. Pintu terbuka dan Luca melangkah masuk. “Ia sudah ada di sel,