Tiga hari berlalu. Menjadi satu-satunya orang yang diperkenankan untuk menemui Sang Raja, Lolerei harusnya merasa senang. Tapi yang ada justru kebalikannya. Setiap pertemuannya dengan pria itu, membuat perutnya dipenuhi oleh remasan penuh kecemasan. Ia menatap wajahnya sendiri dari balik pantulan cermin yang ada di dalam kamar barunya dengan pandangan nampak kosong. Samael memberikan kamar yang seharusnya digunakan oleh seorang Ratu kepadanya. Hal itu seharusnya membuatnya gembira. Tapi seluruh tubuhnya terasa nyeri, ia bahkan tidak bisa berjalan normal tanpa terpincang-pincang. Belum pernah ia merasa sesakit ini dari melayani Samael. Samael sudah memakai tubuhnya dengan sangat kasar. Permainan yang rupanya dulu sering dilakukan oleh Terrance kepada ibunya, semua dilakukan Samael terh