Magda sama sekali tidak tidur semalaman. Menunggu. Berjaga jika sampai Lyka menggumamkan kembali mimpinya. Tapi hingga matahari muncul, dan gadis itu membuka matanya, tidak ada lagi yang diucapkan oleh Lyka. Oh, Pencipta. Apa kini yang harus dilakukannya? Ini adalah hari ke empat. Eksekusi direncanakan untuk di lakukan tepat tengah hari. Artinya, ia sudah benar-benar kehabisan waktu. “Magda, apa yang kau lakukan di kamar Lyka?” Lyka menggeliat bangun dan mendudukkan tubuhnya ditatas ranjang. “Dan mengapa wajahmu sembab seperti habis menangis semalaman?” Tangisan kembali pecah di wajah Magda. Lyka langsung turun dari ranjangnya dan memeluk wanita itu. “Oh Magda, apa yang terjadi? Mengapa Magda bersedih?” Lyka bertanya kebingungan sementara Magda hanya menggelengkan kepalanya. Bagai