Sang Raja mengalihkan perhatiannya kepada Ilsa, dengan pandangan buas di wajahnya yang beku. Dalam dua langkah lebar, pria itu menghampiri Ilsa yang terbaring diatas ranjang dan menjulurkan tangannya. Ilsa belum sempat bereaksi. Tubuhnya masih terlalu lemas dan kaget untuk bisa bergerak. Tapi ia bisa merasakan pergelangan tangan Sang Raja melingkar erat ke lehernya dan mulai meremas. Remasan Samael terasa semakin erat membuat mata Ilsa memanas dan mengeluarkan air mata. Ia tidak paham mengapa Samael mendadak mencekiknya. Atau mengapa Samael terlihat sangat marah kepadanya. Ia benar-benar tidak paham mengapa pria itu berniat membunuhnya. Ilsa memaksakan bibirnya bergerak. Mendorong suaranya keluar dari tenggorokannya yang teremas. “Y-yang Mu…lia… H-hentikan….k-ku..mohon….” Tapi remasa