Istri Lain Suamiku

1189 Kata
Dua tahun yang lalu, Bianca masih ingat betul bagaimana detak jantungnya berdegup kencang tak terkendali saat Jonathan, putra pria kolega ayahnya yang diam-diam ia sukai tiba-tiba melamarnya. Momen itu terjadi setelah makan malam pertemuan bisnis dua keluarga. Jonathan dengan tatapan serius, tetapi penuh kelembutan mengungkapkan perasaannya. "Aku tahu mungkin ini terlalu cepat, tapi aku tidak mungkin melewatkan gadis secantik dan mengagumkan sepertimu, Bianca. Maukah kau menghabiskan sisa waktu hidup bersamaku?" pinta Jonathan yang sontak membuat Bianca terkejut sekaligus bahagia. Tak butuh waktu lama bagi Bianca untuk menerima lamaran itu. Bagaimana mungkin ia menolak? Jonathan adalah pria yang selama ini ia idam-idamkan, pria yang selalu membuatnya tersipu setiap kali pandangan mereka tak sengaja bertemu di sela-sela pertemuan keluarga. Dua tahun telah berlalu sejak hari itu. Pernikahan mereka berjalan harmonis, bahkan keduanya telah dikaruniai seorang buah hati setelah satu tahun menikah. Tak ada yang mencurigakan, Jonathan menjelma menjadi sosok suami yang sempurna bagi Bianca. Meski sibuk dengan pekerjaannya sebagai wakil CEO perusahaan asuransi milik ayahnya, Jonathan selalu berusaha meluangkan waktu untuk keluarga kecil mereka. Bianca merasa hidupnya begitu lengkap. Ia bahagia. Tidak, melainkan sangat bahagia. Namun, di balik kebahagiaan tersebut, ada sesuatu yang kerap menelisik pikiran puan bermanik cokelat itu. Sesuatu yang samar, yang membuatnya kadang bertanya-tanya: apakah ini mimpi terindah Bianca? Jika iya, demi apapun Bianca tak ingin terbangun. Setelah menemukan fakta bahwa wanita yang sedang ia halau tangannya agar tak sampai menampar sang keponakan, Luis tercengang hebat. Peristiwa itu terjadi begitu cepat, membuatnya tak sempat berpikir panjang. Bianca, wanita yang baru saja ia temui tiba-tiba meluapkan emosi yang begitu besar. Luis yang awalnya hanya ingin melerai, kini terjebak dalam situasi yang jauh lebih rumit dari yang ia bayangkan. "Lepaskan tanganmu sekarang juga!" tegas Bianca dengan nada tinggi pada Luis. Suaranya menggema di ruangan itu, penuh dengan kemarahan dan juga panik. Luis yang tak ingin memperkeruh suasana, segera mematuhi perintah Bianca. Sementara itu, keponakan yang bernama Emma Clayton masih bersembunyi di balik tubuh tinggi kekar Luis, mencoba menghindari amarah Bianca yang meluap-luap. Luis lantas berdeham, mencoba menetralkan suasana sebelum akhirnya memperkenalkan diri. "Aku Luis Ashford, dokter bedah yang bertanggung jawab atas operasi Tuan Miller," katanya dengan suara tenang namun tegas. Luis juga mengalihkan topik menjelaskan secara singkat keadaan Jonathan yang masih dalam masa kritis. Dengan alasan tersebut, Luis meminta baik Bianca dan Emma keluar dari ruangan ICU untuk mendiskusikan keadaan Jonathan lebih lanjut. Sementara itu, Bianca sempat menatap tajam ke arah Emma seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya ia memilih untuk mengikuti permintaan Luis. Beberapa saat kemudian. Luis mulai menjelaskan kondisi detail Jonathan. "Pasien bernama Jonathan Miller mengalami kecelakaan dengan pendarahan cukup hebat, sehingga beberapa kondisi vital yang terdampak masih kritis," ujarnya dengan serius. Saat khusyuk mendengarkan penjelasan Luis, ujung mata Bianca menyadari bahwa Emma turut mendengarkan dengan seksama. Bianca dongkol, raut wajah Emma penuh pilu padahal Jonathan bukanlah suaminya. Hal ini membuat Bianca berdecih kasar. "Dasar pelakor! Jangan ikut campur urusan rumah tangga orang!" pekik Bianca tiba-tiba. Di luar dugaan, tangan melesat cepat menjambak rambut Emma. Kericuhan pun terjadi, Emma berteriak kesakitan, tetapi ia tetap bersikeras mengaku bahwa ia juga istri Jonathan dan memiliki bukti. Pernyataan tersebut sukses menjadi tamparan keras bagi Bianca. Hatinya semakin sakit dipenuhi rasa kecewa dan amarah. Di sisi lain, Luis dan kedua orang tua Jonathan berusaha memisahkan jambakan Bianca pada rambut Emma. Namun, rematan tangan Bianca tak kunjung mengendur. Emma yang merasa terpojok terpaksa melakukan perlawanan dengan gerakan mencakar tangan dan wajah Bianca. "Aaaa!" Usahanya pun berhasil. Cakaran Emma sukses melukai kening dan kulit lengan Bianca. Goresan luka disertai darah pun tercipta di dahi dan lengan Bianca. Di saat bersamaan, Luis yang melihat hal itu segera menyentak keponakannya dan meminta puan itu pulang dulu. "Pulang sekarang, Emma!" "Dia yang mulai, Paman! Aku tidak mau pulang sebelum—" "Jangan membantahku, Em. Pulang!" Suara Luis menyela dengan kalimat tegas dan penuh penekanan. Hal tersebut sukses membuat sang keponakan tersentak ketakutan. Emma yang masih ingin melihat Jonathan, terpaksa menuruti permintaan sang kakak yang ia tahu sedang marah besar. Tak lama kemudian, dengan alasan mengobati luka, Luis berhasil membawa Bianca yang sudah lemas imbas drama dadakan hari ini ke sebuah ruang periksa. Bianca didudukkan di tepi ranjang periksa sementara Luis mulai mengobati luka di dahi puan itu. Terlihat jelas bahwa Bianca lebih pendiam dari sebelumnya. Ia lelah, baik secara fisik maupun emosional. Hari ini, Bianca harus menghadapi kenyataan pahit bahwa suaminya mengalami kecelakaan parah dan ternyata memiliki istri lain meskipun kebenarannya belum dapat dipastikan. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Luis mencoba memecah keheningan yang terasa berat. Namun, respon Bianca tidak ramah. Dengan nada ketus, ia menuduh Luis sebagai dokter rendahan yang merestui perselingkuhan bahkan pernikahan suaminya dengan keponakannya, Emma. Luis menghela napas panjang. Meski sebenarnya tersinggung, ia mencoba memaklumi situasi Bianca. "Aku tahu kau sedang marah. Tapi, percayalah, aku sama sekali tidak mengetahui bahwa Emma menikah dengan suami orang," ujarnya dengan suara lembut mencoba menjelaskan. "Ch! Pembohong besar. Kau pasti sedang membela keluargamu, bukan?" Bianca tetap tak percaya. Kedua pasang mata mereka saling bertatapan dengan intens, seolah ada makna lain yang terselip di antara mereka. Luis merasa terjebak dalam situasi yang rumit. Di satu sisi, ia ingin membantu Bianca melewati masa sulit ini. Namun, di sisi lain ia juga harus menjaga hubungan kekeluargaan dengan sang keponakan yang ternyata terlibat dalam hubungan tak terduga dengan suami orang. Ruangan itu kembali hening, hanya terdengar suara napas berat mereka berdua. Luis mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menenangkan Bianca, tetapi ia tahu bahwa kata-kata saja tak akan cukup. Bianca membutuhkan waktu untuk mencerna semua informasi yang baru saja ia terima. Sementara itu, Luis juga harus memikirkan langkah selanjutnya untuk merawat Jonathan yang kondisinya masih sangat kritis. "Dengar. Aku tahu ini sulit untukmu, tapi kita harus fokus pada kesembuhan Tuan Miller dulu. Suamimu benar-benar sedang berjuang dengan nyawanya," ujarnya lagi mencoba memberikan sedikit pencerahan. Bianca langsung memalingkan tatapan, matanya masih berkaca-kaca. Ia merasa hancur, tetapi Bianca juga tahu bahwa ia harus kuat untuk menghadapi kenyataan ini. *** Luis yang sudah kehilangan kesabaran bertandang ke apartment keponakannya seusai pulang praktek dari rumah sakit. "Kau bilang Jonathan single, Em! Pantas saja menikah di Las Vegas dan belum mendaftarkan pernikahan secara sah! Jadi ini alasan sebenarnya, huh? Kau bermain api dengan milik orang lain?!" cerca Luis kepada Emma, tanpa memberi kesempatan sang keponakan membela dirinya hingga mengungkit pernikahan singkat keduanya di Kota Las Vegas, Amerika. "Jonathan dan aku saling mencintai, Paman. Hubungan kami jauh terjadi sebelum dia menikah dengan wanita itu!" aku Emma melakukan pembelaan. Luis sontak keheranan sekaligus terkejut. " Apa maksudmu?" "Jonathan terpaksa menikah dengan Bianca atas dasar bisnis. Dan di sini lah aku yang jadi korban!" Luis tetap tak percaya dan menganggap Emma delusi. "Kau tidak waras atau bagaimana, Em?! Jelas-jelas istrinya dan pria itu hidup saling mencintai sampai memilki seorang putri." "Sudah kubilang kami saling mencintai. Lihat ini! Aku masih menyimpan catatan pesan dan potret kami di ponsel lama," tutur Emma seraya menyerahkan ponsel lama miliknya. Tangan Luis meragu untuk meraih benda tersebut, tapi di sisi lain penasaran semakin mendera, ingin membuktikan kebenaran pernyataan sang keponakan. Benar saja, Luis terperangah hebat kala melihat rentetan pesan yang dikirim sebelum Jonathan menikah dengan Bianca serta foto-foto mesra Emma dengan Jonathan Tbc ...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN