Alfin menemukan Irwan di luar studio bagian belakang. Irwan terlihat berantakan dengan rambut acak-acakan dan baju yang sudah tidak rapi lagi. Baru kali ini Alfin melihat Irwan sekacau itu. “Wan...” panggil Alfin. Irwan menoleh. Dia diam saja menatap Alfin yang berjalan menghampirinya, emosinya masih belum sepenuhnya reda. “Ega udah cerita ke gue,” kata Alfin, memulai percakapan. Dia berdiri di samping Irwan dan menatapnya. “Gue tahu ini bukan masalah sepele, tapi kenapa lo nggak bisa ngendaliin emosi lo?” tanyanya heran. Irwan menghela nafas kasar. Dia juga tidak tahu kenapa bisa lepas kendali seperti itu. Biasanya semarah apapun dia masih bisa mengendalikan emosinya, tapi sekarang? Entahlah... Irwan sangat marah mendengar ucapan si penelepon itu apalagi saat menyadari fakta bahwa Ega