Bukan Perselingkuhan Tapi Aku Terluka

1299 Kata

Pagi itu, setelah Vanila meninggalkannya sendirian di kamar, Adrian duduk di ujung ranjang dengan kepala berat, bukan hanya karena sisa alkohol semalam, tetapi karena perasaan bersalah yang menyesakkan dadanya. Ia menghela napas dalam-dalam, lalu meraih ponsel yang tergeletak di nakas. Jemarinya gemetar saat membuka kontak dan menekan nama “Bunga.” Nada sambung berdering beberapa kali sebelum suara perempuan di seberang sana akhirnya menjawab. “Halo, Pak Adrian.” “Bunga, aku mau tahu sekarang juga. Apa yang sebenarnya terjadi semalam?” suara Adrian masih terkendali, tapi ketegangan di dalamnya tak bisa disembunyikan. “Pak, saya... saya minta maaf.” “Aku tidak butuh permintaan maaf. Aku butuh penjelasan. Ada noda lipstik di kerah bajuku dan bekas merah di leherku. Jelaskan.” Bunga di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN