Hari-hari setelah kejadian itu berjalan dengan lambat bagi Adrian. Meskipun Vanila telah mengatakan bahwa ia memaafkan, tetapi Adrian tahu bahwa luka di hatinya belum benar-benar sembuh. Bukan karena teriakan, bukan karena tangisan, melainkan karena ketenangan Vanila yang justru terasa menyakitkan. Vanila tidak lagi memanggilnya setiap kali butuh sesuatu. Tidak lagi merengek manja atau menuntut pelukannya saat malam tiba. Ia tetap berbicara, tetap menyambut Adrian saat pulang kerja, tetap membuatkan teh hangat kesukaannya. Tapi semuanya terasa seperti rutinitas. Ada jarak halus di antara mereka yang tak bisa dijelaskan. Adrian memperhatikannya diam-diam. Saat Vanila memindahkan pot bunga di balkon sendiri. Saat ia mengganti sprei di kamar tanpa memintanya membantu. Bahkan saat Vanila me