Selama perjalanan pulang, Vanila hanya diam. Tak satu kata pun keluar dari bibirnya. Tatapannya kosong, memandang keluar jendela mobil tanpa benar-benar melihat apa pun. Adrian beberapa kali meliriknya, tapi tak berani memaksa. Ia tahu, ini saatnya membiarkan Vanila memproses semuanya sendiri. Sesampainya di rumah, Vanila langsung masuk tanpa menunggu Adrian. Ia melepaskan sepatunya, berjalan ke arah kamar, lalu menghilang ke dalam tanpa sepatah kata. Adrian mengejarnya perlahan. "Sayang," panggilnya lirih. Vanila menoleh sekilas. "Aku mau sendiri dulu." Adrian terdiam di ambang pintu. "Kalau kamu butuh apa-apa..." "Nggak perlu. Aku bisa sendiri." Malam itu, Vanila tak tidur di kamar utama. Ia membawa selimut dan bantal ke kamar tamu. Adrian sempat memohon, membujuk dengan lembut, te