Kecemasaan Yang Semakin Menjadi

1158 Kata

“Jangan lupa makan siang, Mas,” ucap Vanila pelan. Adrian mengangguk, lalu tanpa menjawab, ia meraih pinggang Vanila dan memeluknya. Erat. Lebih lama dari biasanya. Helaan napasnya berat, menyentuh rambut Vanila. Ia bahkan mengecup puncak kepala istrinya dengan lembut, seolah menyimpan banyak yang tak bisa diucapkan. Vanila diam. Ia membalas pelukan itu, tapi hatinya terasa aneh. Sesuatu yang tak biasa sedang terjadi. Adrian jarang menunjukkan emosi semelankolis ini, terlebih saat akan berangkat kerja. “Mas, kenapa pelukannya kayak mau pamit lama?” tanya Vanila mencoba tersenyum, walau dadanya mendadak berat. Adrian tidak menjawab langsung. Ia hanya menatap wajah Vanila sebentar, lalu mengusap pipinya pelan. “Jaga diri kamu baik-baik di rumah ya.” Dan dengan kalimat itu, Adrian melang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN