"Ini bener nggak, sih." "Em, kayaknya gini deh." "Tapi kok kayak lain, ya. Ih, bener nggak ya." Vanila duduk di depan meja makan sambil menatap layar laptop yang terbuka. Di sampingnya, secangkir kopi yang sudah mulai dingin menandakan lamanya ia duduk diam memandangi formulir online yang harus ia isi untuk proses transfer kuliah ke New York. Adrian duduk di seberangnya, memantau wajah istrinya yang tampak ragu. "Kenapa, Sayang?" tanya Adrian. "Ini, aku kok ragu ya. Takutnya, aku nggak bisa." "Kamu nggak perlu takut, semuanya akan baik-baik saja," ujar Adrian sambil menyentuh tangan Vanila "Iya sih, tapi semoga deh." "Apa yang perlu kamu takutkan. Semuanya kan normal, lagipula aku percaya kamu bisa." Vanila menoleh dan mengangguk pelan. "Aku cuma deg-degan. Skripsiku belum