Pagi datang dengan sunyi. Vanila perlahan membuka matanya, tubuhnya terasa berat dan pegal di banyak bagian. Ia melirik ke sisi ranjang, kosong. Adrian tidak ada. Hanya selimut kusut, aroma tubuhnya yang masih tertinggal di bantal, dan satu pesan yang masuk ke ponselnya. Vanila menarik napas panjang sebelum menggapai ponsel di meja nakas. Mas Adrian : Aku sudah bicara dengan Viola tadi malam. Mulai sekarang jangan pernah lagi kamu menyembunyikan apapun dariku. Kalau kamu masih mencoba menutupi sesuatu, kamu akan tahu sendiri seperti apa hukumannya. Mungkin nanti, aku tak akan membiarkan kamu berjalan dengan mudah. Jantung Vanila berdegup keras. Tangannya sedikit gemetar membaca isi pesan itu. Ada ketegasan dalam kalimat-kalimat singkat itu. Dingin, mendalam, dan menakutkan. Vanila me